Beberapa
minggu lalu saya punya gairah yang besar buat bangun tengah malam untuk sholat
tahajjud. Apa yang membuat saya semangat melakukan hal itu?. Iseng-iseng saya
scroll timeline twitter dan saya menemukan
tweet “Do’a dalam tahajjud, ibarat panah yang dilepas dari busur dan takkan
meleset dari sasarannya”-imam syafi’i.. thats it. Seiring dengan berjalannya
hari hari dengan kesibukkan yang kadang tidak memberikan toleransi untuk
beristirahat lebih membuat saya merasa begitu lelah dan sulit utk bangun malam
seperti sedia kala. Kalau sudah seperti itu mmm 2 quote bisa bertabrakan.
Quote pertama
yang tahajjud tadi. Quote yang kedua “sesuatu yang dipaksakan tidak
menghasilkan hal yang baik” jujur pikiran saya sering beradu argumen seperti
ini. Dan bingung mau pilih yang mana.. alhasil jadi beban dipikiran. Tapi saya
percaya dengan seseorang yang bilang bahwa hati itu sifatnya ga konsisten. dia
pasti berubah-ubah.. kadang positif lainnya negatif. Thats why saya harus
memaksakan diri saya untuk bangun kembali. Walaupun kadang saya berfikir “apa
iya kalo hati ga ikhlas buat sholat malem bakal di ijabah doa nya sama ALLAH?”
setiap ada pikiran kaya gitu langsung saya set bahwa itu bisikkan setan hehe.
kalau kata Felix Siauw, taufiq itu datang setelah kita memaksakan diri untuk
beribadah hingga menjadi suatu kebiasaan. Ya ialah kalo nunggu hati nya enak
lagi kapan toh ndo? Nunggu jadi wakil rakyat? Atau nunggu hidup di surga nya
ALLAH? :D Entah dikabulin
do’anya atau engga yang penting kan usaha dulu. Ahahaha Allah Maha Melihat kok
:D
"the du'a made at tahajjud is like an arroy which does not miss its target" said imam ash-shafi'i
keren ka perjalananan ceritanya
BalasHapusagen viagra
pil biru
obat hammer