Jumat, 17 Oktober 2014

Do’a Dalam Tahajjud Ibarat Panah Yang Dilepas Dari Busur dan Takkan Meleset Dari Sasarannya

     Beberapa minggu lalu saya punya gairah yang besar buat bangun tengah malam untuk sholat tahajjud. Apa yang membuat saya semangat melakukan hal itu?. Iseng-iseng saya scroll timeline twitter dan saya  menemukan tweet “Do’a dalam tahajjud, ibarat panah yang dilepas dari busur dan takkan meleset dari sasarannya”-imam syafi’i.. thats it. Seiring dengan berjalannya hari hari dengan kesibukkan yang kadang tidak memberikan toleransi untuk beristirahat lebih membuat saya merasa begitu lelah dan sulit utk bangun malam seperti sedia kala. Kalau sudah seperti itu mmm 2 quote bisa bertabrakan. 



     Quote pertama yang tahajjud tadi. Quote yang kedua “sesuatu yang dipaksakan tidak menghasilkan hal yang baik” jujur pikiran saya sering beradu argumen seperti ini. Dan bingung mau pilih yang mana.. alhasil jadi beban dipikiran. Tapi saya percaya dengan seseorang yang bilang bahwa hati itu sifatnya ga konsisten. dia pasti berubah-ubah.. kadang positif lainnya negatif. Thats why saya harus memaksakan diri saya untuk bangun kembali. Walaupun kadang saya berfikir “apa iya kalo hati ga ikhlas buat sholat malem bakal di ijabah doa nya sama ALLAH?” setiap ada pikiran kaya gitu langsung saya set bahwa itu bisikkan setan hehe. kalau kata Felix Siauw, taufiq itu datang setelah kita memaksakan diri untuk beribadah hingga menjadi suatu kebiasaan. Ya ialah kalo nunggu hati nya enak lagi kapan toh ndo? Nunggu jadi wakil rakyat? Atau nunggu hidup di surga nya ALLAH? :D  Entah dikabulin do’anya atau engga yang penting kan usaha dulu. Ahahaha Allah Maha Melihat kok :D

"the du'a made at tahajjud is like an arroy which does not miss its target" said imam ash-shafi'i


1 komentar: