Perpisahan merupakan
momen yang sulit dilewatkan bagi setiap orang. Setap ada pertemuan pasti
menemukan perpisahan. Umumnya orang-orang ingin selalu bersatu, kumpul-kumpul
walaupun hanya sekedar ngobrol ringan bagi kaum muda maupun manula. Hal seperti
ini tidak bermakna beda dengan siswa-siswi SMPN 182.
Kemarin senin tepatnya
15 juni 2015 smpn 182 mengadakan acara perpisahan kelas 9 yang telah usai melewati
ujian nasional tingkat SMP. Saya yang pada saat itu sedang disibukkan mengurus
tugas akhir, secara mendadak di telp guru saya untuk membuat rekaman lipsync
tanpa bahan apapun. Saya akui saya belum ada pengalaman buat merancang rekaman
lipsync. Mungkin jikalau bahannya sudah tersedia, saya bisa langsung dengar
rekamannya kemudian cari tahu cara edit nya. Namun kenyataannya saya harus
minimal sekali menemui para pemainnya untuk merekam suara mereka.
Singkat cerita jumat, 12
juni 2015 tibalah hari dimana saya berkunjung ke SMP 182 Jl. Kalibata Timur Empang Tiga untuk bertemu dengan ibu Ida Hidayati yang bisa dibilang merupakan guru saya.
Sebenarnya dia kerabat dari guru les saya sewaktu smp yakni bu Julie Rostina.
Beberapa kali kami bertemu dan bekerjasama lewat seminar-seminar dan salah satu
program bukber dengan ODHA di UIN. Saat saya bertemu dengan bu ida di SMP 182,
dia mulai briefing saya untuk me-record suara para pemeran satu-persatu.
Mengapa demikian, karena kami memiliki kendala kurangnya microphone jadi
bagaimanapun caranya supaya acara tetap jalan yaitu melakukan lipsync.
Kemudian saya mulai
berkenalan dengan para pemaainnya. Mereka adalah abul (anak kedua bu ida),
adien, bilad, faris dll. Saat ingin melakukan rekaman lagi lagi kami mendapat kendala.. kami tidak disediakan
ruangan yang kedap suara, jadi saya berinisiatif mondar-mandir disekeliling
sekolah mencari sudut yang sepi agar rekaman yang didapat jernih.
Keesokan harinya sabtu,
13 juni 2015 tepatnya di sevel duren tiga saya menunjukan pada bu ida hasil
audio yang sudah saya edit. Bu ida menilai hasilnya sudah cukup baik Cuma masih
terdapat suara yang tidak bersih. Kemudian kami sama-sama pulang dan bertemu
lagi pada minggu, 14 juni 2015 untuk gladi bersih. Lenong yang akan tampil
nanti juga dipadukan dengan beberapa dancer sebagai pengisi acara tambahan
karena akan disisipkan beberapa lagu tanah air.
Saya mulai melihat
mereka latihan, tidak disangka mereka remaja yang sangat percaya diri tampil
diatas panggung pasalnya sewaktu SMP saya pernah menghindari ajakan wali kelas
bernyanyi di acara Hut RI. Saat latihan ternyata mereka kesulitan melakukan
lipsync karna sangat sulit memadukan gerak bibir dengan tempo rekaman,
disamping itu membuat mereka terbatas melakukan improvisasi. Akhirnya guru saya
membatalkan melakukan lipsync. Jadi saya bekerja kembali untuk memberikan
efek-efek suara pada lenong mereka nanti agar pertunjukan nanti tidak terkesan
monoton.
Namun sayangnya pada
hari H saya tidak dapat menghadiri acara
perpisahan tersebut. Saya harus kembali ke rutinitas saya mengurus tugas
akhir, menjadi admin di kampus juga mengikuti perkuliahan seperti sedia kala. Semua
tentang tanggung jawab yang harus di taati. Malam harinya saya merasa lega
setelah mendapat kabar dari bu ida bahwa mereka melakukannya dengan sukses.
0 komentar:
Posting Komentar